Identitas
novel:
Judul : Berteman dengan kematian
Pengarang : Sinta Ridwan
Penerbit : Ombak
Tahun terbit : 2011
Cetakan : Cetakan I : Mei 2010
Cetakan II : Maret 2011
Cetakan III : Oktober 2011
Jumlah halaman: 363
halaman
Sinopsis novel :
Ada seorang gadis cantik bernama Sinta Ridwan, dia
menderita penyakit lupus. Dia adalah wanita yang kuat dalam menjalani hidupnya,
walaupun menderita tetapi tetap tegar. Ia lahir di Cirebon pada hari jum,at, 11
Januari 1985. Waktu kecil saat umur dua tahun dia pernah tinggal di kawasan
Cipiang, Jakarta. Dari lahir dia sering diasuh oleh neneknya. Sinta berasal
dari keluarga broken home dan membiayai hidup dan kuliahnya sendiri selepas
SMU. Dia mempunyai satu orang adik namanya Rama.
Saat usia Sinta 10 tahun, Ibunya selingkuh dengan laki-laki lain, dan Ayahnya selalu marah-marah dirumah. Perasaan, pikiran, kesedihan dan kekecewaan selalu dipendam Sinta, sehingga dia tidak bisa fokus belajar. Dari situlah dia mulai sakkit-sakitan. Pada saat dia SMP, banyak kakak kelas yang mendekatinya, termasuk yang sudah punya pacar. Jadilah dia dimusuhi kakak kelas perempuan. Setiap kali dia sakit, sakit apapun selalu diberi obat antibiotik dan obat pelengkap oleh Ibunya. Ibunya tidak asal memberi obat itu, semuanya atas saran dokter.
Saat Sinta sudah memasuki SMA,
hari-harinya selalu dihiasi pertengkaran Ayah dan Ibunya. Usianya waktu itu 16
tahun. Dia sekolah di SMU 7. Dia pernah mengikuti Paskibra di kota Cirebon. Dia
juga ikut geng BMX, dia wanita yang tomboy. Tahun 2002, Sinta kelas 3 SMU,
rambutnya dipanjangkan karena bosan berambut pendek, dan dia mencoba menjadi
seperti wanita layaknya.
Saat dia SMA, dia mempunyai pacar namanya Teddy, dia meninggal karena kecelakaan, saat itu Sangat terkejut dan sering berdiam diri, banyak orang yang kasihan padaanya, sampai guru yang tidak mengajarnya pun ikut memberikan semangat padanya. Dia juga memiliki teman baik namanya Siti, dia juga meninggal. Saat itu dia sangat sedih, kehilangan dua orang yang dia sayang.
Setelah lulus SMA dia melanjutkan
kuliahnya di STBA Yapari-ABA Bandung jurusan bahasa Inggris. Satu semester
berlalu, dia dicalonkan sebagai salah satu kandidat ketua himpunan periode
2004-2005. Akhirnya dia menjadi wakil ketua. Kegiatan pertamanya adalah
sosialisasi himpunan. Dia menjabat sebagai koordinator acara. Akhirnya timnya
menjadi the best team.
Suatu saat dia dikabari bahwa Ibunya
telah ditipu oleh laki-laki selingkuhannya. Tante Sinta bilang Ibu dan Ayahnya
akan berpisah. Dia lemas, sangat cemas, kepalanya mendadak pusing. Dia kasihan
pada adikya. Sinta langsung demam dan jatuh sakit, tapi dia tidak mengabari
Ibunya karena takut Ibunya Khawatir.
Tanggal 24 Februari 2005, dalam
rangka menyambut hari kasih sayang, pihak kampus mengadakan bakti sosial di
bawah koordinasi klub pecinta alam wanasatria. Ketika Sinta melihat ada
pengumuman kegiatan donor darah untuk PMI, dia iseng ikut mendonorkan darahnya.
Ketika darahnya sedang diperiksa, mesin tidak bisa menilai darah Sinta. Suster
disitu bingung dan menanyakan ke dokter. Sinta disuruh periksa ke rumah sakit
untuk mengecek darahnya.
Ringkas cerita, setelah dia mengecek
darah dengan biaya yang tidak sedikit, dan hars mencari uang kesana kemari,
akhirnya dia mengetahui penyakitnya. Dia mendetita penyakit yang bernama Lupus.
Semenjak usianya menginjak 25 tahun, artinya sudah 5 tahun dia menderita
penyakit Lupus. Saat itu Ayahnya sudah meninggal (Oktober 2009) , Neneknya juga
meninggal (Desember 2009). Penyakit lupus adalah peradangan kronis yang terjadi
ketika sistem imun tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh. Peradangan yang
disebabkan oleh lupus dapat berefek pada berbagai sistem di dalam tubuh, antara
lain sendi, kulit, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru. Lupus lebih sering
terjadi pada wanita, meskipun tidak jelas alasannya. Ada empat jenis lupus
-systemic lupus erythematosus, discoid lupus erythematosus, drug-induced lupus
erythematosus dan neonatal lupus.
Suatu saat lupusnya tiba-tiba
kambuh, mungkin karena memikirkan Adiknya dan kuliahnya. Yang dirasakannya
adalah sesak napas yang amat sangat. Karena dia termasuk perokok berat. Wanita
tapi merokok. Lupus biasanya disebut penyakit seribu wajah karena ia pintar
menyerupai penyakit lain. Sinta melambangkan penyakit lupus dengan kupu-kupu.
Odapus (orang dengan lupus) adalah sebutan penderitanya.
Apakah yang lebih indah dari
kematian? Apakah ada manusia yang terobsesi pada mati? Adakah yang mau berteman
dengan kematian? Apakah ada yang ingin menyelam di laut mati?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu terbesit di otak Sinta. Sinta lebis
senang menyebutnya obsesi mati. Walau seperti itu Sinta berharap dia tidak mati
sekarang.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bijak kawan :)